Jumat, 13 November 2015

๐Ÿ’šMeninggalkan Sesuatu Karena Allah๐Ÿ’š

Tidak diragukan lagi, bahwa syahwat memiliki peran layaknya penguasa bagi jiwa dan pengendali bagi hati. Karenanya, membebaskan jiwa dari kungkungan syahwat amatlah berat. Akan tetapi, barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkannya. Barangsiapa yang meminta pertolongan kepada-Nya maka niscaya Allah akan menolongnya.

Ikhlas Kuncinya

Seorang hamba akan menemui kesulitan untuk meninggalkan apa-apa yang diinginkan hawa nafsunya manakala hal tersebut dilakukan dengan niat karena selain Allah Azza Wa Jalla.
Adapun ketika seorang hamba meninggalkannya dengan niat yang ikhlas karena Allah semata, maka niscaya dia tidak akan menemukan kesulitan yang berarti kecuali pada kali pertama saja, sebagai cobaan terhadap apa yang diusahakannya. Seorang yang bersabar untuk menahan nafsunya sesaat niscaya dia akan mendapatkan kelezatan yang hakiki.

Mendapatkan Ganti Yang Lebih Baik

Manakala keinginan jiwa terhadap perkara-perkara yang diharamkan begitu besar, hasrat untuk memenuhi panggilan nafsu tersebut begitu kuat, ditambah dengan banyaknya sarana untuk melakukannya, maka semakin besar pula ganjaran yang Allah sediakan bagi mereka yang mampu untuk meninggalkannya. Allah lipat gandakan pahala bagi mereka yang ber-mujahadah untuk melepaskan jiwa dari kungkungan syahwatnya.
Ketahuilah sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka niscaya Dia akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Ganti yang akan Allah berikan bermacam-macam. Ganti yang paling utama adalah kebahagiaan bersama Allah, kecintaan, dan ketenangan hati tatkala mengingat Nya. Selain itu, Allah pun akan mengganti dengan bertambahnya kekuatan, semangat, dan harapan yang tinggi akan keridhaan kepada-Nya saja. Iapun akan mendapatkan ganjaran dan kebaikan dalam kehidupan dunia, serta apa yang telah Allah siapkan untuknya di akhirat kelak.

Beberapa Contoh

Berikut ini beberapa contoh, barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah berikan ganti yang jauh lebih baik :
Barangsiapa yang meninggalkan perbuatan meminta kepada dukun dan tukang sihir, maka Allah akan menganugrahkan kesabaran dan kejujuran dalam tawakkal serta terealisasinya tauhid yang murni dalam dirinya hanya kepada Allah semata.

Barangsiapa yang meninggalkan dunia dan kesibukannya yang melalaikan, Allah akan menyatukan semua urusannya, Allah jadikan kekayaan ada di dalam hatinya dan dunia datang kepadanya dalam keadaan dunia itu hina dihadapannya.

Barangsiapa yang meninggalkan teman yang buruk, yang ia sangka temannya itu dapat memberikan kegembiraan atau kesenangan berhadap dirinya, maka Allah gantikan baginya teman-teman yang baik, teman yang akan setia bersamanya dalam keadaan sulit dan senang.

 Barangsiapa yang meninggalkan sifat curang dalam jual beli, Allah akan tambahkan kepercayan manusia kepada dirinya. Manusia pun ridha terhadap barang perniagaannya.

Barangsiapa yang meninggalkan riba dan pekerjaan yang buruk, niscaya Allah akan memberikan keberkahan dalam rizkinya dan Allah akan membukakan baginya pintu-pintu kebaikan dan keberkahan.

Barangsiapa yang meninggalkan dari melihat hal-hal yang diharamkan Allah, maka Allah akan gantikan untuknya firasat yang kuat, cahaya yang bersinar di dalam hatinya dan ketentraman jiwa.

Barangsiapa yang meninggalkan sifat takabur (sombong) dan senantiasa menghiasi dirinya dengan sifat tawadhu’, maka Allah sempurnakan kedudukannya dan tinggikan derajatnya. Rasulullah Shalallahu‘alaihi Wassalam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Barangsiapa yang bersikap tawadhu’ karena Allah, maka Dia akan mengangkatnya di hadapan manusia”.

Barangsiapa yang meninggalkan lezatnya tidur di malam hari, dia bangkit untuk menunaikan sholat malam karena Allah Azza Wa Jalla, maka Allah akan gantikan untuknya kegembiraan, semangat dan kebahagiaan di pagi harinya.

Barangsiapa bertekad yang meninggalkan rokok, minuman yang memabukkan dan obat-obatan terlarang, maka Allah akan menolongnya untuk meninggalkan semua itu. Allah gantikan untuknya dengan kesehatan dan kebahagiaan yang hakiki, bukan kebahagiaan atau kesenangan yang semu dari perkara yang terlarang tersebut.

Barangsiapa yang meninggalkan membalas dendam dalam keadaan dia mampu untuk melakukannya, maka Allah akan gantikan untuknya kelapangan dada dan kedamaian dalam hati. Karena sesungguhnya dalam pemberian maaf ada kedamaian , ketenangan, kesenangan yang hakiki dan kemulian diri, yang kesemuanya tidak akan didapatkan dari membalas dendam.

Barangsiapa yang meninggalkan al-Isyq atau perasaan cinta yang terlarang, memutuskan semua sebab-sebab yang dapat membawanya kepada cinta tersebut, dan memboikot dirinya agar tidak terjerumus kedalamnya seraya mengharap wajah Allah dengan sepenuh jiwanya, niscaya Allah akan memberikannya rizki berupa kedamaian jiwa dan kemuliaanya, Allah selamatkan dirinya dari segala bentuk kesusahan, memenuhi hati nya dengan rasa mahabbah hanya kepada Allah semata.

Sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan sesuatu Karena Allah maka niscaya Dia akan menggantikannya dengan yang lebih baik dari apa yang telah ditinggalkannya. Sesungguhnya balasan itu sesuai dengan jenis perbuatannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (yang artinya) : ‘Barangsiapa yang beramal kebaikan walau seberat biji dzarroh pun niscaya dia akan melihat balasannya, dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat dzarrah pun , niscaya dia akan melihat balasannya pula” (QS. Al-Zalzalah: 7-8)

Sumber: Ceramah Syaikh Abdullah Asy Syamiri di radio Idza’atul Qur’an Saudi Arabia, diterjemahkan oleh Muhammad Ihsan
Artikel Buletin Al Hikmah edisi 1-2, dipublikasi ulang oleh Muslimah.Or.Id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar