๐Meninggalkan Sesuatu Karena Allah๐
Tidak diragukan lagi, bahwa syahwat memiliki peran layaknya penguasa
bagi jiwa dan pengendali bagi hati. Karenanya, membebaskan jiwa dari
kungkungan syahwat amatlah berat. Akan tetapi, barangsiapa yang bertaqwa
kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkannya. Barangsiapa yang meminta
pertolongan kepada-Nya maka niscaya Allah akan menolongnya.
Ikhlas Kuncinya
Seorang hamba akan menemui kesulitan untuk meninggalkan apa-apa yang
diinginkan hawa nafsunya manakala hal tersebut dilakukan dengan niat
karena selain Allah Azza Wa Jalla.
Adapun ketika seorang hamba
meninggalkannya dengan niat yang ikhlas karena Allah semata, maka
niscaya dia tidak akan menemukan kesulitan yang berarti kecuali pada
kali pertama saja, sebagai cobaan terhadap apa yang diusahakannya.
Seorang yang bersabar untuk menahan nafsunya sesaat niscaya dia akan
mendapatkan kelezatan yang hakiki.
Mendapatkan Ganti Yang Lebih Baik
Manakala keinginan jiwa terhadap perkara-perkara yang diharamkan begitu
besar, hasrat untuk memenuhi panggilan nafsu tersebut begitu kuat,
ditambah dengan banyaknya sarana untuk melakukannya, maka semakin besar
pula ganjaran yang Allah sediakan bagi mereka yang mampu untuk
meninggalkannya. Allah lipat gandakan pahala bagi mereka yang
ber-mujahadah untuk melepaskan jiwa dari kungkungan syahwatnya.
Ketahuilah sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena
Allah maka niscaya Dia akan menggantikannya dengan yang lebih baik.
Ganti yang akan Allah berikan bermacam-macam. Ganti yang paling utama
adalah kebahagiaan bersama Allah, kecintaan, dan ketenangan hati tatkala
mengingat Nya. Selain itu, Allah pun akan mengganti dengan bertambahnya
kekuatan, semangat, dan harapan yang tinggi akan keridhaan kepada-Nya
saja. Iapun akan mendapatkan ganjaran dan kebaikan dalam kehidupan
dunia, serta apa yang telah Allah siapkan untuknya di akhirat kelak.
Beberapa Contoh
Berikut ini beberapa contoh, barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah berikan ganti yang jauh lebih baik :
Barangsiapa yang meninggalkan perbuatan meminta kepada dukun dan tukang
sihir, maka Allah akan menganugrahkan kesabaran dan kejujuran dalam
tawakkal serta terealisasinya tauhid yang murni dalam dirinya hanya
kepada Allah semata.
Barangsiapa yang meninggalkan dunia dan
kesibukannya yang melalaikan, Allah akan menyatukan semua urusannya,
Allah jadikan kekayaan ada di dalam hatinya dan dunia datang kepadanya
dalam keadaan dunia itu hina dihadapannya.
Barangsiapa yang
meninggalkan teman yang buruk, yang ia sangka temannya itu dapat
memberikan kegembiraan atau kesenangan berhadap dirinya, maka Allah
gantikan baginya teman-teman yang baik, teman yang akan setia bersamanya
dalam keadaan sulit dan senang.
Barangsiapa yang meninggalkan sifat curang dalam jual beli, Allah akan
tambahkan kepercayan manusia kepada dirinya. Manusia pun ridha terhadap
barang perniagaannya.
Barangsiapa yang meninggalkan riba dan
pekerjaan yang buruk, niscaya Allah akan memberikan keberkahan dalam
rizkinya dan Allah akan membukakan baginya pintu-pintu kebaikan dan
keberkahan.
Barangsiapa yang meninggalkan dari melihat hal-hal
yang diharamkan Allah, maka Allah akan gantikan untuknya firasat yang
kuat, cahaya yang bersinar di dalam hatinya dan ketentraman jiwa.
Barangsiapa yang meninggalkan sifat takabur (sombong) dan senantiasa
menghiasi dirinya dengan sifat tawadhu’, maka Allah sempurnakan
kedudukannya dan tinggikan derajatnya. Rasulullah Shalallahu‘alaihi
Wassalam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
“Barangsiapa yang bersikap tawadhu’ karena Allah, maka Dia akan
mengangkatnya di hadapan manusia”.
Barangsiapa yang meninggalkan
lezatnya tidur di malam hari, dia bangkit untuk menunaikan sholat malam
karena Allah Azza Wa Jalla, maka Allah akan gantikan untuknya
kegembiraan, semangat dan kebahagiaan di pagi harinya.
Barangsiapa bertekad yang meninggalkan rokok, minuman yang memabukkan
dan obat-obatan terlarang, maka Allah akan menolongnya untuk
meninggalkan semua itu. Allah gantikan untuknya dengan kesehatan dan
kebahagiaan yang hakiki, bukan kebahagiaan atau kesenangan yang semu
dari perkara yang terlarang tersebut.
Barangsiapa yang
meninggalkan membalas dendam dalam keadaan dia mampu untuk melakukannya,
maka Allah akan gantikan untuknya kelapangan dada dan kedamaian dalam
hati. Karena sesungguhnya dalam pemberian maaf ada kedamaian ,
ketenangan, kesenangan yang hakiki dan kemulian diri, yang kesemuanya
tidak akan didapatkan dari membalas dendam.
Barangsiapa yang
meninggalkan al-Isyq atau perasaan cinta yang terlarang, memutuskan
semua sebab-sebab yang dapat membawanya kepada cinta tersebut, dan
memboikot dirinya agar tidak terjerumus kedalamnya seraya mengharap
wajah Allah dengan sepenuh jiwanya, niscaya Allah akan memberikannya
rizki berupa kedamaian jiwa dan kemuliaanya, Allah selamatkan dirinya
dari segala bentuk kesusahan, memenuhi hati nya dengan rasa mahabbah
hanya kepada Allah semata.
Sesungguhnya barangsiapa yang
meninggalkan sesuatu Karena Allah maka niscaya Dia akan menggantikannya
dengan yang lebih baik dari apa yang telah ditinggalkannya. Sesungguhnya
balasan itu sesuai dengan jenis perbuatannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala
berfirman (yang artinya) : ‘Barangsiapa yang beramal kebaikan walau
seberat biji dzarroh pun niscaya dia akan melihat balasannya, dan
barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat dzarrah pun , niscaya dia
akan melihat balasannya pula” (QS. Al-Zalzalah: 7-8)
Sumber: Ceramah Syaikh Abdullah Asy Syamiri di radio Idza’atul Qur’an Saudi Arabia, diterjemahkan oleh Muhammad Ihsan
Artikel Buletin Al Hikmah edisi 1-2, dipublikasi ulang oleh Muslimah.Or.Id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar